BIMTEK BIOSAKA MENUJU MALANG MAKMUR
Biosaka merupakan bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen. Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh penemunya Bpk. M. Anshar dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam. BIOSAKA MENUJU MALANG MAKMUR menjadi komitment dari seluruh stake holder pertanian Kabupaten Malang baik para petugas Penyuluh Pertanian, Mantri Tani dan POPT maupun perwakilan petani dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) dihadapan Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, MM, dalam acara Bimbingan Teknis (Bintek) Pembuatan Biosaka dalam rangka mendukung Luas Tambah Tanam (LTT) Tanaman Pangan Tahun 2023, yang diselenggarakan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kab. Malang di Pendopo Kabupaten pada Rabu 22 Februari 2023 di Kepanjen.
Bimtek ini mendatangkan narasumber langsung Bpk. M. Anshar sebagai penemu BIOSAKA, Dr. Ir. Suwandi, M.Si Dirjend Tanaman Pangan (live stream), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Dr. Ir Moh Takdir Mulyadi,MM, Prof. Dr. Ir. Robert Manurung, M. Eng Guru Besar ITB (live stream), Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kepala OPD di Kabupaten Malang Perguruan Tinggi yang ada di Malang. Acara ini disiarkan secara live stream di youtube PROPAKTANI KEMENTAN RI dengan moderator Prof. Dr. Ir. Nurhidayati, MP Dekan Fakultas Pertanian Univ. Islam Malang.
Dalam sambutannya,Bupati Malang H.M.Sanusi memberikan apresiasi kepada Ir. Avicenna M. Saniputera, M.T, M.H selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Malang beserta seluruh stakeholders pertanian yang dapat menunjukkan komitmen Kabupaten Malang sebagai salah satu kabupaten yang surplus pangan khususnya beras. Bupati Malang juga menyampaikan kepada petani yang hadir untuk selalu bersemangat dalam melakukan kegiatan budidaya terlebih berusaha untuk meningkatkan produktivitas panen dalam keadaan dimana ketersediaan pupuk yang terbatas dapat diatasi dengan Biosaka, penggunaan teknologi sederhana dan ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Selanjutnya Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Dr.Ir Suwandi M.Si via live stream, menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Bupati Malang dan seluruh insan pertanian di Kabupaten Malang dalam menjaga ketersediaan pangan baik dalam skala regional maupun nasional, sehingga Kabupaten Malang dapat surplus beras yang diharapkan hal itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani di kabupaten Malang.
Kepala Dinas TPHP, mengharapkan penyuluh pertanian yang merupakan ujung tombak pertanian di lapangan dapat menerapkan inovasi sederhana Biosaka yang dapat diaplikasikan petani untuk dapat membantu meningkatkan produktivitas budidaya pertanian dan tetap menjaga pertanian yang sehat dan ramah lingkungan sehingga dapat berkelanjutan.
Dilaporkan kepada Bapak Bupati bahwa penggunaan Biosaka sudah dilakukan bimbingan dan aplikasinya di 33 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), salah satunya dari BPP Kecamatan Karangploso yang sudah intens sehingga dapat meminimalkan penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan budidaya pertanian. Dengan demikian dapat menurunkan biaya usaha tani dalam penggunaan pupuk kimia.
Acara ini dipandu oleh oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang Prof Dr.Ir Nurhidayati, MP. Dia menyinggung tentang adanya bahan organik yang dapat dimanfaatkan dari bahan Biosaka, khususnya dari rumput rumputan yang sering dikatakan sebagai tanaman pengganggu atau gulma.
Sementara itu, Prof.Dr.Ir Robert Manurung, M.Eng selaku Guru Besar Institut Teknologi Bandung yang melakukan penelitian tentang Biosaka, menyampaikan adanya respon sederhana dari tanaman yang satu ke tanaman lainnya, respon itu dapat berupa sinyal antisipasi jika ada serangan hama atau penyakit, dimana tanaman akan berusaha untuk memproteksi tanaman itu sendiri dan melakukan recovery jika terjadi serangan.
Menurutnya, Biosaka adalah elisitor yang mana bahannya berasal dari bahan hayati serta dapat memberikan dampak positif, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pestisida kimia atau sintetik.
Pada sesi terakhir, Muhammad Ansar selaku penggagas Biosaka menyampaikan, bahwa biosaka merupakan bahan yang bersifat organik, bukan pupuk atau juga bukan pestisida tetapi bahan yang aman untuk tanaman dan pembuatannya juga mudah serta aplikasi penggunaannya cukup disemprotkan berkabut berkabut saja pada tanaman. Sedangkan tanaman yang dapat dijadikan ekstrak Biosaka antara lain alang-alang, daun bayam duri, daun mangkok mangkokan serta beberapa daun buah seperti apokat, sirih dan salam.
Sebagai asli warga Malang yang berasal dari Kecamatan Kalipare, Anshar mengharapkan petani Malang dapat lebih maju dan sehat serta dapat menggunakan produk alami ini secara terus menerus karena bahannya mudah didapat dan disebarkan keseluruh petani agar benar-benar memberikan manfaat sebesar-besarnya.
Pada kegiatan ini juga dilakukan praktek pembuatan Biosaka secara bersama-sama dengan seluruh undangan yang hadir, dimana pembuatan Biosaka ini hanya membutuhkan waktu 10 menit dan dibuat dengan memeras menggunakan perasaan yang tenang, disertai niat dan doa yang baik serta pemikiran positif agar kegiatan budidayanya dapat berhasil dan menghasilkan panen melimpah. Hasilnya ini nanti ditandai dengan warna air hasil perasan rumput berwarna pekat dan sedikit berminyak. Semoga dengan teknologi sederhana dengan memanfaatkan rumput yang merupakan gulma tanaman ini akan menghasilkan peningkatan produksi di semua komoditas pertanian.