Detail Berita

Marathon Workshop dan Talkshow  Antisipasi Resiko Produksi Pangan

Bukan isapan jempol belaka ketika krisis pangan global betul-betul menjadi ancaman besar di depan mata. Munculnya 3C secara beruntun jelas telah berimplikasi pada terjadinya krisis pangan dunia yakni climate change, Covid-19 dan conflict  . Climate change  atau perubahan iklim menjadi perhatian serius pemerintah khususnya Kementrian Pertanian. Mitigasi resiko krisis pangan salah satunya ditempuh oleh Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana ( Dirjen PSP) pada rangkaian Workshop dan Talkshow dengan tema  “Mensiasati Krisis Pangan Global dengan Minimalisir Risiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian”. Peserta workshop nasional khususnya pada penerima program UPLAND dan semua stakeholder ynag mendukung giat dan program tersebut berperan aktif dalam mengantisipasi krisis pangan tersebut akibat adanya climate change.

 Workshop dan talkshow yang dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 5 sampai dengan 7 Oktober 2022 di Gedung Kementan – Jakarta Selatan ini salah satunya mensosialisasikan konsep Pertanian Presisi (Presicion Agriculture). Pertanian Presisi atau bisa juga disebut dengan Pertanian Terukur merupakan konsep pertanian yang berbasis teknologi yang pendekatannya melalui observasi dan pengukuran untuk menghasilkan data yang tepat sehingga kegiatan bercocok tanam lebih efektif dan efisien. Penggunaan IoT (Internet of Things) pada pertanian pintar dengan sentuhan KUR serta Asuransi Usaha Tani adalah beberapa mitigasi resiko dengan pembiayaan pertanian guna meminimalisir resiko produksi pangan.

Tidak hanya itu, Talkshow yang diikuti oleh pemerhati pangan lokal dan diminati oleh ibu-ibu KWT se - Indonesia ini memberikan angin segar bagi bisnis pertanian  khususnya para UMKM yang konsisten untuk melestarikan pangan lokal guna mengurangi dampak krisis pangan global. Adalah Tuti Purwanti pemilik usaha Pawon Putriyang bergerak di bisnis pangan lokal dan mampu menembus pasar internasional pada olahan singkong. Semangatnya yang menggelora setidaknya mampu menggugah para KWT yang hadir untuk segera bangkit dan turut andil dalam merebut pasar pangan lokal di kancah internasional.

Berita Lain